5 Tokoh Wayang Pandawa Dan Karakternya
Gatotkaca, Ksatria Sakti yang Mampu Mengangkasa
Gatotkaca mungkin merupakan tokoh wayang Putro Pendowo yang paling popular diantara sepupu-sepupunya. Dalam pagelaran wayang orang, penonton mungkin juga mengenali penampilannya. Pria berbadan kekar dengan kumis melintang, Bajunya ada visual bintang besar keemasan, serta memiliki “backpack” untuk terbang.
Ia merupakan anak Bima dengan Dewi Arimbi, putri Kerajaan Pringgodani. Saat lahir, tali pusarnya tidak dapat dipotong, kecuali oleh sarung senjata Konta yang dimiliki oleh Adipati Karna. Ketika tali pusat dipotong, secara ajaib sarung senjata ini juga masuk kedalam pusarnya.
Bayi Gatotkaca ini juga dipersiapkan para dewa untuk melawan musuh dewata yang hendak menyerang kahyangan. Bayi ini dimasukkan dalam Kawah Candradimuka yang panas membara, sehingga segala kesaktian merasuki tubuhnya. Tak jarang ia disebut sebagai manusia dengan otot kawat dan tulang besi.
Gatotkaca menikah dengan Endang Pergiwa, yang merupakan saudara kembar dari Endang Pergiwati yang menjadi istri Pancawala. Endang Pergiwa adalah putri dari Arjuna yang juga pamannya.
Dalam Bharata Yudha, Gatotkaca menjadi Senapati pihak Pandawa untuk menghadapi Adipati Karna dari Awangga. Dalam perang tanding ini, Gatotkaca yang sedang melayang di udara, dilempar Tombak Konta milik Karna.
Senjata Konta menembus pusarnya, karena dulu tali pusatnya hanya dapat putus oleh sarung senjata Konta ini. Seolah olah Sang Konta ingin bersatu kembali dengan sarungnya yang sudah menyatu dalam tubuh Gatotkaca.
Sebelum tewas ia mengarah dan menjatuhkan dirinya ke arah kereta perang Karna. Melihat hal ini Karna langsung melompat dari keretanya. Saisnya tewas dan kereta perangnya juga hancur luluh lantak.
Tokoh Pandawa Beserta Karakter dan Gambar
Dalam kisah pewayangan masing-masing dari Pandawa memiliki watak dan karakter yang berbeda.
Di bawah ini adalah penjelasan secara lengkap mengenai karakter sekaligus gambar wayang dari para tokoh Pandawa.
https://kompasiana.com/i
Sosok pertama dan merupakan tokoh pandawa yang tertua adalah Yudhistira. Menurut kisah Mahabarata versi Jawa, sosok ini memiliki nama lain Raden Puntadewa.
Tokoh Pandawa Yudhistira ini diceritakan memiliki karakter yang sangat bijaksana, sepanjang hidupnya hanya satu kali melakukan kebohongan.
Meskipun memiliki kesabaran yang diatas rata-rata. Dalam suatu lakon, sosok ini mengalami suatu kejadian yang membuatnya sangat murka.
Saking marahnya membuatnya bertiwikrama atau berubah menjadi raksasa. Beruntung ia dapat segera menghentikan kemarahannya sebelum murkanya menghancurkan dunia.
Ada sedikit perbedaan dalam penggambaran sosok ini dalam versi India dengan versi Jawa. Jika pada pewayangan India ia merupakan salah satu suami dari Dewi Drupadi yang bersuami lima.
Namun, dalam dunia pewayangan Jawa ia merupakan satu-satunya suami dari Dewi Drupadi.
Di saat perang Mahabarata berakhir dengan kemenangan berada di pihak Pandawa. Yudhistira mendapat gelar baru yakni Prabu Kalimataya.
Selain itu di akhir parwa dari Mahabarata ketika para pandawa melakukan penebusan dosa dengan mendaki gunung Mahameru.
Hanya Yudhistira yang ditemani oleh seekor anjing yang mampu mencapai puncaknya. Sesampai puncak Yudistira menolak masuk surga karena di sana ia melihat banyak kurawa mendapatkan kenikmatan surgawi.
Yudhistira memilih tinggal di neraka bersama saudara dan istrinya yang sedang mengalami penyucian atas segala dosa yang diperbuat selama hidup di dunia.
Penolakan Yudhistira ini membuat para dewa kagum dengan kebeningan hati Yudhistira. Maka tak lama kemudian terjadilah keajaiban. Surga yang penuh kenikmatan berubah menjadi neraka yang penuh dengan siksaan.
Sementara neraka yang semula berisi siksasaan tiba-tiba berubah menjadi surga yang penuh dengan kenikmatan.
Kumpulan Cerita Mitos di Indonesia yang Terkenal dan Menarik untuk Diketahui
https://wikimedia.org/
Dalam pewayangan Jawa sosok yang merupakan tokoh Pandawa yang kedua dari Pandawa lima ini dikenal memiliki banyak nama.
Bima memiliki nama lain seperti Brantasena, Bayuseta, Werkudara, Jagal Abilawa dan masih banyak nama lainnya.
Sosok ini digambarkan dengan perawakan yang tinggi dan gagah perkasa. Sosok Bima merupakan tipe orang yang tidak suka berbasa-basi.
Ia cenderung berbicara apa adanya dan cenderung kasar. Bahkan dalam pewayangan Jawa sosok ini digambarkan tidak pernah menggunakan bahasa krama ketika sedang bicara dengan siapapun termasuk kepada para dewa.
]ada yang menarik dari sosok Bima bagi masyarakat Jawa. Di masa Jawa Kuna sosok ini sempat dipuja layaknya seorang dewa.
Hal ini diperkirakan karena banyak masyarakat Jawa Kuna menilai bahwa sosok Bima merupakan penjelmaan dari Dewa Siwa.
Berdasarkan penelitian para ahli, pemujaan Bima pada masa Jawa Kuna ini dilakukan oleh sejumlah kalangan.
Selain dilakukan kalangan petani. Pemujaan Bima juga dilakukan oleh para ksatria. Para petani yang melakukan pemujaan terhadap Bima ini meyakini bahwa dengan memuja Bima akan mendapat berkah kesuburan.
Pemujaan terhadap sosok Bima dalam bidang pertanian ini memiliki sangkut paut dengan legenda terbentuknya sungai serayu yang konon dibuat dengan menggunakan alat kelamin Bima.
Sementara para ksatria yang melakukan pemujaan terhadap sosok Bima mengharap memiliki kekuatan dan keberanian seperti yang dimiliki Bima.
Pemujaan terhadap sosok Bima sendiri mencapai masa keemasan di era Majapahit. Di dunia pewayangan. Sosok Bima digambarkan memiliki senjata berupa gada rujakpolo dan kuku sakti yang benama Pancanaka.
Ringkasan Cerita Fabel 3 Paragraf Musang dan Anak Ayam Beserta Pesan Moralnya
Tokoh Pandawa Arjuna atau yang juga sering disebut Janaka ini merupakan sosok dalam kisah Mahabarata yang digambarakan memiliki ketampanan luar biasa.
Hampir seluruh wanita yang ada di dalam kisah Mahabarata baik yang berasal dari bangsa manusia maupun bangsa bidadari dapat ditaklukkan hatinya oleh Arjuna.
Beberapa versi wayang Jawa menyebutkan Arjuna memiliki ribuan istri. Tapi, satu orang wanita yang tidak mampu direbut hatinya oleh Arjuna. Wanita itu merupakan Dewi Anggraeni yang merupakan istri dari raden Ekalaya.
Arjuna sendiri memiliki banyak nama lain Permadi, Janaka, Wibatsuh, Parta, Dananjaya, dan Palguna.
Arjuna adalah putra bungsu dari pernikahan Prabu Dewanata dengan Dewi Kunti. Sosok Arjuna digambarkan sebagai seseorang yang haus ilmu.
Ia sering bertapa di goa-goa keramat untuk menambah kekuatan batinnya. Selain itu ia juga berguru kepada banyak resi dan begawan untuk menambah luas pengetahuannya.
Ada banyak senjata sakti yang dimiliki oleh Arjuna. Beberapa senjata sakti milik Arjuna adalah panah pasupati, terompet dewadatta dan busur gandiwa.
Selain itu bisa dikatakan Arjuna adalah anak emas dari resi Dorna. Saking cintanya kepada murid kinasihnya. Resi Dorna rela melakukan apa saja agar Arjuna menjadi pemanah nomor satu di dunia.
Demi menjadikan Arjuna seorang pemanah nomor satu di dunia. Resi Dorna bahkan sampai memotong jari Raden Ekalaya dan memasangkan potongan jari tersebut pada tangan Arjuna.
Tokoh pandawa selanjutnya adalah Nakula yang memiliki nama lain Raden Pinten. Ia merupakan putra pertama Prabu Pandu Dewanata dengan Dewi Madrim.
Sosoknya merupakan penjelmaan dari Batara Aswin. Di dalam lakon Mahabarata sosok ini selain memiliki kemampuan memainkan berbagai senjata yang luar biasa.
Ia juga memiliki keahlian dalam urusan pengobatan. Selain itu Nakula dalam kisah pewayangan Jawa digambarkan memiliki kepandaian menunggang kuda yang luar biasa.
Kesaktian lain yang dimiliki oleh Nakula adalah ajian Pranawajati yakni sebuah ajian yang membuatnya tidak bisa melupakan semua yang pernah dilihat, dirasakan dan dipelajarinya.
Salah satu pusaka sakti yang dimiliki Nakula adalah sebuah cupu yang berisi air kehidupan pemberian dari Dewa Indra.
Contoh-contoh Dongeng Mite Terpopuler yang Seru dan Menarik
Sosok yang merupakan bungsu dari pernikahan Prabu Pandu Dewanata dengan Dewi Madrim yang juga merupakan bungsu dari Pandawa ini juga memiliki banyak sekali kesaktian.
Salah satu kesaktian yang dimiliki Sadewa adalah kemampuan dalam hal peruwatan.
Pada sebuah lakon pewayangan Jawa, tokoh Pandawa Sadewa dikisahkan mampu meruwat Bathari Durga kembali ke wujud aslinya yakni Dewi Uma yang cantik jelita.
Dalam kisah pewayangan versi India dikisahkan bahwa Nakula merupakan anggota Pandawa yang berhasil membunuh Patih Sangkuni.
Hal ini berbeda dengan kisah pewayangan Jawa yang menyebutkan bahwa Patih Sangkuni mati di tangan Bima.
Sadewa dalam pewayangan Jawa diceritakan hanya memiliki satu orang istri yang merupakan putri dari Resi Tambapetra.
Ia mendapatkan putri tersebut sebagai hadiah karena telah mampu menyembuhkan penyakit mata yang diderita Resi Tambapetra.
Keahlian lain yang dimiliki oleh Sadewa adalah meramal nasib. Apa yang diramal Sadewa dikisahkan selalu menjadi kenyataan.
Demikianlah kelima sosok Pandawa beserta karakternya. Semoga melalui artikel ini membuat lebih paham karakter wayang dalam kisah pandawa, baik dari versi pewayangan India maupun versi pewayangan Jawa.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:
Kost Dekat UNPAD Jatinangor
Kost Dekat UNDIP Semarang
Kost Dekat Unnes Semarang
Kost Dekat ITB Bandung
Kost Dekat ITS Surabaya
Kost Dekat Unesa Surabaya
Kost Dekat UNAIR Surabaya
Kost Dekat UIN Jakarta
Festival Wayang Orang, Pemkot Ingin Jadikan Semarang Kota Berbudaya yang Terus Berkiprah
Kelima tokoh tersebut, yaitu Yudistira, Bima, Aruna, Nakula, dan Sadewa. Berikut kelima tokoh pewayangan Pandwa Lima memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda yang dikutip dari laman resmi Pemkot Surakarta.
Yudistira merupakan putra pertama dari Pandu Dewanata dan Dewi Kunti. Yudistira memiliki nama kecil yaitu Raden Puntadewa. Sosok Yudistira digambarkan sebagai penjelmaan Dewa Yama, dan memerintah di Kerajaan Amarta. Tokoh ini memiliki karakter yang sangat bijaksana, hampir tidak pernah berbuat dusta atau berbohong seumur hidupnya, memiliki moral yang sangat tinggi, dan merupakan orang yang pemaaf.
Antareja, Sang Penguasa Dunia Bawah Tanah
Antareja adalah putra Bima dengan Dewi Nagagini, putri dari Batara Anantaboga yang merupakan penguasa kayangan Saptapratala yang terletak di dasar bumi, di bawah tanah bersama para ular. Kelak Ia menikah dengan Dewi Ganggi, putri Prabu Ganggapranwa, raja ular di Kerajaan Tawingaramada.
Raden Antareja memiliki kesaktian berupa semburan "bisa" yang dahsyat. Siapapun yaang tapak kakinya dijilat, akan menemui ajalnya. Antareja dapat memusnahkan Korawa tanpa perlu berperang, cukup hanya dengan menjilat tapak kaki mereka saja.
Bila hal ini terjadi, Prabu Kresna (penasehat Pandawa) khawatir bahwa sumpah-sumpah dan kutukan-kutukan yang seharusnya ditunaikan dalam Bharata Yudha tidak akan tertunaikan. Untuk itu, Prabu Kresna meminta Antareja untuk menjilat tapak kakinya sendiri, sehingga ia tewas seketika sebelum perang dimulai.
Gatotkaca dan Bima I Wikimedia Commons
Bima (Bimasena/Werkodara)
Bima atau werkodara adalah tokoh utama dalam epos Mahabharata. Ia adalah putra Kunti dan dikenal sebagai anggota Pandawa yang memiliki kekuatan luar biasa. Bima lahir atas pembacaan mantra yang dilakukan Kunti kepada dewa Bayu. Meskipun berpenampilan keras dan mampu menakutkan musuh, Bima sebenarnya berhati lembut.
Selain itu, dikisahkan Bima memiliki saudara seayah yang terkenal, yaitu Hanoman, sosok wanara yang menjadi tokoh penting dalam kisah Ramayana. Dalam pewayangan Bima digambarkan sebagai adik kedua dari Yudhistira yang memiliki keberanian, kepatuhan dan teguh pendirian serta jujur.
Baca juga : Mari Menyongsong Kebangkitan Wayang di Tengah Gempuran Modernisasi
Siapa yang tidak mengenal Arjuna, tokoh pewayangan satu ini terkenal akan wajahnya yang rupawan serta kepandaiannya dalam memanah. Arjuna juga digambarkan berhati lemah lembut.
Dalam Mahabharata diriwayatkan ia merupakan putra ke tiga Prabu Pandu, raja di Hastinapura dengan Kunti atau Perta, putri Prabu Surasena, raja Wangsa Yadawa di Mathura, yang membacakan Mantra untuk memanggil dewa Indra, pemimpin para Dewa.
Dalam pewayangan, Arjuna digambarkan berbadan kecil tetapi sangat kuat dan mahir berperang, hingga menjadi satria andalan dewata. Bukan hanya itu, Arjuna juga digambarkan memiliki pribadi berwatak baik, tingkah laku halus (membuatnya disukai orang banyak), rendah hati, dewasa, memiliki keteguhan hati, pantang menyerah, dan siap membantu siapa saja termasuk dewa.
Arjuna juga sebenarnya memiliki banyak istri namun yang kerap kali ditonjolkan dalam setiap lakon wayang hanya Drupadi.
Nakula merupakan anak dari pandu dan istri keduanya Madri. Dalam kitab Mahabharata, Nakula digambarkan sebagai sosok yang sangat tampan dengan wajah yang memikat. Dropadi bahkan menyebut Nakula sebagai suami paling tampan di dunia.
Namun, Nakula memiliki kelemahan, yaitu cenderung membanggakan ketampanannya. Hal ini diungkapkan oleh Yudistira dalam kitab Mahaprasthanikaparwa, Selain memiliki penampilan yang menarik, Nakula juga ahli dalam merawat kuda dan memiliki keahlian khusus di bidang astrologi.
Perbedaan antara wayang Nakula dan Sadewa dapat dikenali dari bentuk dahi masing-masing, di mana Nakula memiliki dahi lebar. Meskipun secara fisik Nakula dan Sadewa adalah kembar identik, keduanya memiliki kepribadian yang berbeda.
Nakula dikenal sebagai sosok yang pendiam dan penuh pemikiran. Nakula cenderung merenungkan dan mendalami setiap hal yang akan dikerjakan. Nakula hanya akan mengungkapkan pemikirannya jika diminta pendapatnya. Ekspresi wajah Nakula dalam pewayangan menggambarkan pribadi yang tangguh, rendah hati, berperilaku halus, dan bijaksana.
Sadewa merupakan saudara kembar dari Nakula. Pada wayang purwa, Sadewa memiliki ciri wajah terdapat mata gabahan, hidung miring, mulut tertutup, dan jarang berbicara. Ia dihiasi sumping kembang kluwih di telinga, dengan rambut bergaya supit urang dan lungsen di atas dahi. Perbedaan dengan Nakula, Sadewa berdahi ciut sinom atau sempit.
Sadewa dikenal cerdas, pandai berbicara, dan seorang komandan yang mampu membangkitkan semangat prajurit. Wajahnya dalam dalam pewayangan dibuat seperti karakter yang mencerminkan sifat tangguh, rendah hati, halus, dan bijaksana. Itulah Tokoh wayang Pandawa yang memiliki keunikan masing-masing pada setiap karakternya, saat ini tugas kita hanya terus melestarikan budaya dan sejarah pewayangan di Indonesia.
(Dinas Kebudayaan DKI Jakarta/Youtube Jawa Saja/Jurnal Seni dan Budaya Representasi Tokoh Pewayangan Purwa Pandawa Gagrag Surakarta Universitas Kristen Setya Wacana/Z-3)
Wayang Pandawa 5 ini adalah replika dari Wayang klithik yang merupakan salah satu kekayaan warisan budaya Indonesia.
Cerita pewayangannya mirip dengan Wayang Golek dari Jawa Barat yang berbentuk boneka, Perbedaannya adalah wayang klitik terbuat dari kayu berbentuk pipih seperti wayang kulit.
Souvenir Premium Wayang Gunungan Pandawa 5 Logam Stage Kayu ini terbuat dari bahan Alumunium, dengan stage kayu finishing Doff. Plat tulisan dari kuningan / Plat Gravo.
P. 32 cm | L. 7 cm | T. 25 cm
Hardbox Batik Exclusif
Free Costum Tulisan & Logo (PreOrder min 3-4 minggu)
Free Ongkir Japan, (Malaysia, Korea Hongkong silahkan Chat Admin)
nb : Untuk Harga & pengiriman di luar Japan silahkan chat admin Via Wa ( +6287777130192 )
Tokoh Wayang, Putra-Putra Pandawa Yang Masyhur
Tokoh Wayang Pandawa Lima yang terdiri dari Puntadewa, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa merupakan tokoh sentral dalam Epos Mahabharata. Tentunya Kawan GNFI telah kenal mereka, bukan? Namun apakah Kawan juga telah mengenal putra-putra mereka? Yuk, kita simak.
Artikel ini akan membahas beberapa tokoh wayang putra putri Pandawa yang masyhur, yang seringkali tampil dalam lakon-lakon pewayangan.
SUKABUMIUPDATE.com - Masyarakat Sunda tentu tidak asing dengan kesenian wayang golek.
Zaman dahulu, wayang golek sering ditayangkan di televisi atau diputar di radio.
Namun beralih zaman, kini wayang golek bisa ditonton di berbagai platform media sosial hanya bermodalkan internet saja.
Wayang golek merupakan salah satu ragam kesenian wayang yang dibuat dari kayu. Mengutip dari sundapedia.com, wayang golek merupakan hasil perkembangan dari wayang kulit.
Baca Juga: SIPEKEK Wayang MOCI ECPRES, Inovasi Guru Inspiratif Sukabumi
Kasenian wayang sendiri mulai dikenalkan oleh Sunan Kudus dengan nama yang bermacam-macam. Seperti, di daerah Kudus disebut wayang menak sedangkan di Cirebon disebut wayang cepak.
Bagaimana dengan Kesenian Sunda Wayang Golek?
Jawabannya, Wayang golek dengan bahasa Sunda diperkirakan mulai berkembang di Jawa Barat pada abad ke 17, tepatnya masa Kesultanan Mataram.
Meski Wayang Golek memiliki banyak perbedaan dengan wayang kulit, tetapi pakem dan jalan cerita wayang golek ini sama dengan wayang kulit.
Perbedaan antara wayang kulit dan wayang golek salah satunya pada penamaan anak-anak Semar.
Nama anak Semar di cerita wayang golek adalah Cepot atau Astrajingga, Dawala, dan Gareng. Sedangkan dalam cerita wayang kulit namanya Bagong, Petruk, dan Gareng.
Semar dan ketiga putranya tadi merupakan punakawan, yakni sebutan umum untuk para pengikut ksatria.
Semar dikisahkan sebagai dewa kamanusiaan bertugas untuk mengabdi kepada Pandawa lima. Pandawa ini merupakan lima orang ksatria keturunan Pandu (putra dari Abiyasa dan Ambalika) dari Kunti dan Madrim.
Baca Juga: Filosofis Rumah Panggung: Arsitektur Sunda Buhun di Kampung Adat Ciptagelar
Diketahui, keluarga Pandawa merupakan penguasa di negara Amarta dengan karakter atau watak yang baik (protagonis).
Berikut Ngaran-ngaran atau Nama-nama tokoh Pandawa Lima Lengkap dengan Karakternya:
1. Tokoh Pandawa Lima: Yudistira
Tokoh Pandawa yang pertama adalah Yudistira.
Yudistira dalam cerita pewayangan memiliki karakter bijaksana, baik hati, bermoral, pemaaf, jujur dan tidak berdusta.
Raja Amarta ini merupakan putra pertama keluarga Pandawa dari Pandu dan Kunti.
2. Tokoh Pandawa Lima: Bima
Tokoh Pandawa yang kedua adalah Bima.
Bima diketahui adalah adik dari Yudistira atau putra kedua Prabu Pandu dari Kunti.Karakter Bima dalam cerita wayang yaitu gagah perkasa, kuat, berani, teguh, patuh, dan jujur.
Selain itu, Bima juga digambarkan sangat ahli menggunakan senjata gada.
Baca Juga: Hari Angklung Sedunia: Yuk Kenalan Lebih Dalam Tentang Alat Musik Sunda Ini
3. Tokoh Pandawa Lima: Arjuna
Arjuna adalah Tokoh Pandawa yang lebih dikenal oleh masyarakat dibanding tokoh lainnya.
Arjuna adalah tokoh wayang panengah Pandawa atau putra ketiga Prabu Pandu Dewanata dari Kunti.
Watak Arjuna dalam cerita wayang adalah seorang ksatria yang cerdik, pandai, sopan, berani, dan suka membela yang lemah.
Arjuna juga dikisahkan sebagai Adik kesayangan Yudistira. Arjuna yang digambarkan adalah sosok ahli memanah yang berguru dari seorang resi bernama Dorna.
4. Tokoh Pandawa Lima: Nakula dan Sadewa
Terakhir, Tokoh Pandawa lima adalah saudara kembar Nakula dan Sadewa.
Nakula dan Sadewa merupakan saudara kembar, putra Prabu Dewanata dari Madrim. Karakter keduanya adalah jujur, taat, setia, pandai menjaga rahasia dan suka membalas budi.
Selain tokoh utama Pandawa lima yang telah disebutkan beberapa tokoh keluarga Pandawa yang terkenal adalah Gatot Kaca (anaknya Bima) dan Abimanyu (anak Arjuna).
Sumber: sundapedia.com
SOLO, iNews.id – Tak semua anak muda atau generasi milenial mengenal tokoh pewayangan Pandawa Lima. Berikut ini nama-nama, sifat dan karakter Pandawa Lima yang perlu dikenal oleh generasi milenial saat ini.
Pandawa Lima merupakan sebutan untuk lima bersaudara pada tokoh pewayangan yang terdapat dalam kisah Mahabharata. Sesuai namanya Pandawa Lima terdiri dari 5 tokoh yang merupakan anak dari Pandu, seorang Raja di Hastinapura.
Pancawala, Putra Tunggal Puntadewa
Pancawala merupakan putra tunggal Prabu Puntadewa dengan Dewi Drupadi. Pancawala mempunyai karakter halus, pemberani dan berbakti pada orang-tuanya. Pancawala menikah dengan sepupunya Endang Pergiwati, putri dari Arjuna, yang juga pamannya dengan Dewi Manuhara.
Meskpin Pancawala terlibat dalam Bharatayuda, tetapi Ia berhasil selamat hingga perang itu berakhir. Kematiannya terjadi saat ia bertarung dengan Aswatama, putra Resi Durna yang berhasil menyusup masuk ke dalam perkemahan Pandawa sebagai balas dendam atas kematian dan kekalahan Korawa.
Persaudaraan Tokoh Pandawa Lima
Meski lahir dari rahim yang berbeda, tetapi kelimanya dapat hidup rukun dan saling mengasihi satu sama lain.
Salah satu penyebabnya adalah karena semenjak Nakula dan Sadewa kecil. Keduanya telah ditinggal wafat ayah dan ibunya. Sehingga Dewi Kunti yang merawat mereka hingga dewasa.
Dalam kisah mahabarata, dituliskan bahwa Pandawa merupakan lambang kebajikan dan kebaikan yang berperang melawan kejahatan yang dalam hal ini diwakili oleh Kurawa.
5 Tokoh Ramayana Beserta Karakter dan Gambarnya Lengkap
Sifat atau karakter Tokoh Pandawa dalam Pewayangan
Yudhistira (Puntodewo)
Yudhistira adalah putra sulung Prabu Pandu Dewanata dan Dewi Kunti. Ia lahir dari mantra yang diucapkan Kunti untuk memanggil Dewa Yama, dewa keadilan, sehingga Yudhistira dianugerahi sifat kejujuran dan keadilan yang luar biasa.
Nama Yudistira dibentuk dari kata yuddha dan sthira yang dalam bahasa Sanskerta Hindu bermakna "teguh dalam peperangan". Dalam kisah wayang Pandawa, Yudhistira dikenal karena komitmennya yang teguh terhadap kebenaran dan dharma. Ia selalu berusaha untuk melakukan hal yang benar, meskipun dihadapkan pada situasi yang sulit.
Sebagai seorang pemimpin, dikisahkan Yudhistira sering kali harus membuat keputusan yang berat. Namun, ia selalu berusaha untuk bersikap adil demi kebaikan bersama. Selain itu, raja Yudhistira tidak mau menggunakan pakaian keemasan karena kesederhanaan pakaian senantiasa diterapkan.
Baca juga : Kisah Wayang Bima Bungkus: Simbol Kekuatan, Takdir, dan Keberanian Pandawa
Istri Yudhistira adalah Dewi Dropadi. Yudhistira dan Drupadi memiliki seorang anak bernama Raden Pancawala. Yudhistira dikenal sebagai titisan Dewa Yama, dewa akhirat. Ia memiliki karakter bijaksana, sabar, dan pemaaf.